Ikatan Alumni Leiden di Indonesia (IKALI) sebagai organisasi resmi Alumni Universitas Leiden di Indonesia didirikan di Jakarta tanggal 6 Juni 2018.

Saat itu, 24 orang alumni Universitas Leiden dengan ketua terpilih Mutiara Indriani (Hubungan Internasional, 2016) sepakat membentuk sebuah organisasi alumni Leiden formal yang bertujuan untuk:

  1. Memberikan kontribusi kepada alumni dan masyarakat;
  2. Menjadi wadah penghubung sesama alumni dan mempererat hubungan Indonesia – Belanda;
  3. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan profesionalisme (pasal 3 Anggaran Dasar IKALI).

Secara historis, alumni Universitas Leiden di Indonesia telah lama turut serta membangun negeri. Di antaranya dapat dilihat dari rekam jejak para lulusannya di Indonesia sejak masa prakemerdekaan hingga sekarang. Pembentukan IKALI dilandasi oleh semangat untuk merawat tradisi baik alumni Leiden dan mendorong perwujudan rasa tanggung jawab alumni kepada bangsanya dan juga dunia.

1996 – 2015

Pada masa ini, pembentukan ikatan alumni  dimotori oleh Jacques van Vliet dan Marrik Bellen dari Belanda. Alumni dari Indonesia yang turut aktif dalam upaya pembentukan ikatan alumni di antaranya para pengajar dari Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya) Universitas Indonesia: Susi Moeimam, Christina Suprihatin, Lilie Roosman, dan juga alumni yang mengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI – terutama antropologi hukum dan alumni yang mengajar di Fakultas Hukum UI. Para inisiator menghasilkan acara Temu Alumni Universitas Leiden dan Cleveringa Lezing pada tanggal 22 November 1996 di Erasmus Huis, Jakarta, yang dihadiri langsung oleh Rektor Universitas Leiden Loek Vredevoofd, Prof. Wim Stokhof, Jacob Vredenbregt, dan juga alumni. Ditunjuk pula (alm.) Prof. Koesnadi Hardjasoemantri (Hukum, 1981) sebagai Ketua Ikatan Alumni di Indonesia. Selanjutnya, Ketua Ikatan Alumni digantikan oleh (alm.) Prof. Sarlito Wirawan (Psikologi, 1976).

Temu Alumni Universitas Leiden, Jakarta, 22 November 1996

Pada periode ini, ikatan alumni Leiden masih bersifat informal, belum memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, dan juga belum memiliki rencana kegiatan yang terstruktur. Ikatan Alumni Leiden bentukan tahun 1996 ini kemudian tidak berjalan lagi.

2016 – Sekarang

Pada tahun 2016, beberapa alumni di antaranya Marrik Bellen, Susi Moeimam, Zweta Manggarini, dan Ari Hoed mencoba menghidupkan kembali gagasan untuk melanjutkan Ikatan Alumni Leiden di Indonesia. Ari Hoed (Hukum 1998) ditunjuk sebagai ketua sementara.

Menghidupkan Ikatan Alumni Universitas Leiden di Indonesia, 2016

Beberapa kali pertemuan diadakan untuk membahas kelanjutan berdirinya Ikatan Alumni, dengan para inisiator, diantaranya: Zweta Manggarini, Gesit Pambudi, Ratih Dewi, Nazarudin, Oxalis, Herman Paryono, dan Ghamal Satya Mohammad. Berkat dukungan penuh dari Kantor Perwakilan Universitas Leiden – KITLV di Indonesia, alumni mengadakan acara Pertemuan Alumni di Restoran Kembang Kencur, Pejaten, pada tanggal 24 Januari 2018 yang dihadiri oleh 40an alumni.

Sebagai kelanjutan dari pertemuan tersebut, dibentuklah Panitia Pemilihan Ketua Alumni Leiden di Indonesia dengan anggota sebagai berikut: Zweta Manggarini, Herman Yosef Paryono, Manoressy Tobias, Desta Valensia, Oxalis, Pascal Hutasoit, dan Janita Jaya. Panitia Pemilihan berhasil merancang dan menyelenggarakan serangkaian kegiatan pemilihan ketua untuk yang pertama kalinya, mulai dari sosialisasi, kampanye kandidat, debat kandidat, hingga penghitungan suara. Rangkaian ini diadakan dari bulan Maret hingga April 2018.

Kemudian, pada bulan April 2018, nama Ikatan Alumni Leiden ditetapkan menjadi Ikatan Alumni Leiden di Indonesia (IKALI).

Saat ini IKALI telah memiliki AD/ART organisasi, Dewan Pengurus Inti, dan Dewan Penasihat dari berbagai alumni yang berasal dari Indonesia dan Belanda.

Temu Alumni Universitas Leiden di Kembang Kencur, 24 Januari 2018

Poster Pemilihan Ketua Alumni Universitas Leiden di Indonesia, 2018

Rapat Pembentukan IKALI di kediaman Theodoor Bakker, Jakarta, 6 Juni 2018